kopas99.blogspot.com - Perempuan di negara Islam Mesir Hadapi Pelecehan Seksual
Sejak pasukan keamanan di tarik dari jalanan di Mesir, pelecehan seksual meningkat, terutama terhadap para demonstran perempuan. Mereka menganggap, serangan tersebut bermotif politik.
Dalam tidurnya, Nihal Saad Zaghloul kadang berjumpa kembali dgn para pria yg telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Peristiwa ni terjadi pd hari Jumat di akhir bulan Juni di saat Nihal bersama teman-temannya tengah berdemonstrasi di Lapangan Tahrir. Hari yg tak pernah Nihal dpt lupakan. Saya ditarik dari kelompok teman saya. Sejumlah pria menarik kerudung saya dan menggerayangi tubuh saya. Ada lebih dari 15 pria, dikatakan Nihal.
Nihal bisa dikatakan masih beruntung. Demonstran lain datang membebaskannya dari ‘keroyokan' laki-laki. Mereka yg tak berhasil dibebaskan melaporkan kejadian yg lebih mengerikan: ditelanjangi dan bahkan ada yg mengalami pemerkosaan.
Bermotifkan Politik? Para pria yg diduga sebagi pelaku pelecehan seksual dpt ditemui di Lapangan Tahrir tiap kali digelar demonstrasi di sana. Tapi tak ada yg mengetahui siapa mereka sebenarnya. Biasanya mereka muncul di lokasi yg sama dlm satu kelompok berjumlah sampai 30 orang. Sally Zohney, dari program PBB untk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan, berpendapat bahwa beberapa dari pria tersebut dibayar untk mencegah para perempuan turun berdemonstrasi. Jenis pelecehan yg dialami demonstran perempuan berbeda dibandingkan pelecehan yg biasa terjadi di jalanan. Lebih vulgar, bertujuan meruntuhkan kehormatan dan harga diri. Dengan maksud menghancurkan semangat perempuan, dikatakan Zohney.
Pelecehan Seksual Meningkat Tidak semua pelaku tindak pelecehan seksual memiliki motif politik. Banyak dari pria pelaku hanya ikut-ikutan, memanfaatkan situasi. Pelecehan seksual jg meningkat drastis dlm keseharian di Mesir. Saat ini, tak ada perempuan yg dpt berjalan di pusat kota Kairo tanpa dilecehkan. Menurut satu studi yg dilakukan oleh Pusat bagi Hak-hak Perempuan Mesir di tahun 2006, lebih dari 80 persen perempuan Mesir mengalami penganiayaan secara seksual tiap harinya. Hasil studi ni jg menyebutkan bahhwa sekitar setengah dari responden pria mengaku pernah melakukan pelecehan terhadap perempuan.
Sally Zohney yakin bahwa angka tersebut sekarang lebih tinggi. Karena sejak revolusi di Mesir berakhir, pasukan keamanan tak tampak lagi di jalanan. Tidak ada yg menyeret pelaku untk diadili. Dan bahkan kalaupun polisi ada di sana, mereka tak melakukan tindakan apapun. Para pelaku mengatahui bahwa mereka dpt lolos dari jeratan hukum, dikatakan Sally Zohney.
Kerudung Tidak Menolong Biasanya pihak perempuanlah yg dikatakan bersalah atas perilaku pria. Di negara dgn budaya yg didominasi pria, para korban seringkali akhirnya menjadi pelaku. Juga saat Mubarak berkuasa, ia selalu menganjurkan agar kaum perempuan mengenakan cadar untk mencegah kekerasan seksual. Tapi pd kenyataannya, upaya melindungi tubuh tak melindungi diri dari serangan seksual.
Banyak perempuan merasa muak dgn tindakan yg mereka alami dan menuntut hak mereka. Terutama perempuan muda Mesir, mereka berjuang untk membuka kesadaran publik yg lebih dan perubahan dlm masyarakat. Misalnya melalui Harassmap, blog yg meraih penghargaan dlm ajang Deutsche Welle Blog Award The BOBs 2012. Di blog ini, para perempuan korban pelecehan seksual dpt melaporkan kejadian yg menimpa mereka secara anonim. Harassmap berupaya membantu para perempuan untk mengungkapkan pelecahan seksual yg menimpa mereka dan untk tak terus menutupi kejadian ini. Dengan melakukan demonstrasi dan menggelar kampanye para perempuan muda berupaya memberikan keberanian kepada kaum perempuan untk melawan.
Hak Perempuan Semakin Terancam Bukan saja pelecehan seksual yg dialami para perempuan di jalanan. Berbagai hak mereka kini jg terancam dihapuskan. Di parlemen, yg saat ni telah dibubarkan, kelompok Islamis tengah mendiskusikan larangan terhadap perempuan untk melakukan gugatan cerai dan mengubah usia pernikahan minimal bagi perempuan dari 18 tahun menjadi 12 tahun.
Tampaknya perjuangan perempuan Mesir masih akan berlangsung lama. Walaupun telah mengalami peristiwa mengerikan, Nihal Saad Zaghloul jg bertekad tak berhenti ikut berjuang, Saya hanya berharap bahwa kami mendapat kesetaraan. Dan saya jg berharap, bahwa tak ada lagi perempuan yg mengalami peristiwa yg sama seperti yg terjadi pd saya.
source : http://detik.com, http://bbc.co.uk
0 Response to "[Kebodohan Islam] Perempuan di negara Islam Mesir Hadapi Pelecehan Seksual"
Posting Komentar