This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Sebaik-Baik Khaliifah - Fiqh

Sebaik-Baik Khaliifah kopas99.blogspot.com - Al-Aajuriiy rahimahullah berkata:
وَأَنْبَأَنَا أَبُو الْقَاسِمِ أَيْضًا، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ الطَّائِفِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ الطَّيَّارِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَ: وَلِيَنَا أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَخَيْرُ خَلِيفَةٍ أَرْحَمُهُ بِنَا وَأَحْنَاهُ عَلَيْنَا
Dan Telah memberitakan kepada kami Abul-Qaasim, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Sulaim Ath-Thaaifiy, ia berkata Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari ‘Abdullah bin Ja’far Ath-Thayyaar radliyallaahu ‘anhum, ia berkata : Abu Bakr telah mengurus kami, ia adlh sebaik-baik Khaliifah, paling mengasihi kami, dan paling penyayang terhadap kami [Asy-Syarii’ah, 2/440 no. 1247].
Diriwayatkan jg oleh Ibnu ‘Asaakir dlm Taariikh Dimasyq dari 30/386-387 jalan Abu Khaitsamah. Abu Khaitsamah mempunyai mutaba’aat dari: 1. Ibraahiim bin Mundzir Al-Hizaamiy; sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Haakim dlm Al-Mustadrak 3/79 2. Asy-Syaafi’iy dlm Al-Umm 1/180; dan darinya Al-Muzanniy dlm As-Sunan Al-Ma’tsuurah no. 468, Ad-Daaraquthniy dlm Fadlaailush-Shahaabah no. 26, dan Al-Baihaqiy dlm Al-Ma’rifah no. 85; 3. Muhammad bin ‘Abdirrahiim Asy-Syaruus; sebagaimana diriwayatkan oleh Khaitsamah bin Sulaimaan dlm Hadiits-nya hal. 131 dan Ibnu ‘Asaakir dlm Taariikh Dimasyq 30/386; 4. Al-Humaidiy; sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy dlm Syarh Ushuulil-I’tiqaad no. 2459 5. Muhammad bin Qudaamah Al-Jauhaariy; sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Qathii’iy dlm Zawaaid Fadlaailish-Shahaabah no. 699. 6. Muhammad bin Ash-Shabbaah Al-Jarjaraaiy; sebagaimana diriwayatkan oleh Ad-Daaraquthniy dlm Fadlaailush-Shahaabah no. 25. 7. Ismaa’iil bin Yaziid Al-Qaththaan; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir dlm Taariikh Dimasyq dari 30/387. 8. Muhammad bin Ismaa’iil Al-Khusyuu’iy; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir dlm Taariikh Dimasyq dari 30/387. Riwayat ni berporos pd Yahyaa bin Sulaim. Para ulama berselisih pendapat tentangnya. Ada yg menta’dilnya, ada pula yg menjarhnya. Tapi yg raajih - wallaahu a’lam - haditsnya hasan, dan riwayatnya lemah jika ia meriwayatkan dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar[1]. Adapun Ja’far bin Muhammad dan ayahnya (Muhammad Al-Baaqir) adlh dua orang ulama Ahlul-Bait yg dianggap orang Syi’ah sebagai imam-imam mereka. ‘Abdullah bin Ja’far adlh masih kerabat dekat dari Ahlul-Bait ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhum. Oleh karena itu, sanad riwayat ni hasan.Faedah : 1. Abu Bakr Ash-Shiddiq adlh orang yg sangat penyayang dan memperhatikan para shahabat, terutama Ahlul-Bait Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. 2. Abu Bakr Ash-Shiddiiq dianggap ‘Abdullah bin Ja’far radliyallaahu ‘anhum sebagai sebaik-baik khalifah sepeninggal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. 3. Pujian terhadap Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu tersebut tentunya terkait dgn baiknya muamalah terhadap sesama dan baiknya ia menjalankan pemerintahan sepeninggal Nabi. Hal ni seperti perkataan ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu: ثُمَّ اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ، فَعَمِلَ بِعَمَلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِسُنَّتِهِ، ثُمَّ قُبِضَ أَبُو بَكْرٍ عَلَى خَيْرِ مَا قُبِضَ عَلَيْهِ أَحَدٌ، وَكَانَ خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ، فَعَمِلَ بِعَمَلِهِمَا وَسُنَّتِهِمَا، ثُمَّ قُبِضَ عَلَى خَيْرِ مَا قُبِضَ عَلَيْهِ أَحَدٌ، وَكَانَ خَيْرَ هَذِهِ الْأُمَّةِ بَعْدَ نَبِيِّهَا وَبَعْدَ أَبِي بَكْرٍ " .....Kemudian diangkatlah Abu Bakr menggantikan beliau, lalu ia menjalankannya berdasarkan yg diperbuat oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Abu Bakr wafat dlm keadaan sebaik-baik hamba yg diwafatkan. Ia adlh sebaik-baik umat setelah Nabinya. Kemudian diangkatlah ‘Umar menggantikannya. Ia pun menjalankan berdasarkan yg diperbuat dan sunnah mereka berdua (Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr). Kemudian ‘Umar pun wafat dlm keadaan sebaik-baik hamba diwafatkan. Ia adlh sebaik-baik umat setelah Nabinya dan setelah Abu Bakr [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dlm Al-Mushannaf no. 38050, dan darinya Ahmad dlm Al-Musnad, 1/128 no. 1059 dan Adl-Dliyaa’ dlm Al-Mukhtarah no. 671; sanadnya hasan[2]]. Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhumberkata:
مَنْزِلَتُهُمَا السَّاعَةَ
Kedudukan keduanya adlh seperti kedudukan mereka berdua pd saat ni (yaitu sangat dekat dimana kedua berdampingan dgn kubur Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam) [Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Ahmad dlm Zawaaid Al-Musnad, 4/77; shahih[3]]. 4. Seandainya yg dikatakan oleh ‘Abdullah bin Ja’far tentang diri Abu Bakr adlh dusta, niscaya Ja’far bin Muhammad dan ayahnya tak akan meriwayatkannya tanpa ada pengingkaran. Apalagi jika orang Syi’ah menganggap Abu Bakr dan ‘Umar adlh kafir hanya karena perbedaan loyalitas dlm masalah khilaafah.Wallaahu a’lam, semoga ada manfaatnya. [abul-jauzaa’ - perumahan ciomas permai - 12042015- 01:43].



[1] Berikut perkataan para ulama tentangnya: a. Menta’dilnya: Ibnu Ma’iin berkata : Tsiqah [At-Taariikh lid-Daarimiy no. 859, Al-Jarh wat-Ta’diil 9/156 no. 647, dan Al-Kaamil, 9/63]. Di lain tempat ia berkata : Tidak mengapa dengannya, ditulis haditsnya [Al-Kaamil, 9/62-63]. Ibnu Sa’d berkata : Tsiqah, banyak haditsnya. Al-‘Ijliy berkata : Tsiqah [Tahdziibut-Tahdziib, 11/226-227]. Ibnu ‘Adiy berkata : Yahyaa bin Sulaim mempunyai hadits-hadits yg baik, ifraadaat, dan gharaaib yg ia bersendirian dengannya; dari Ismaa’iil bin Umayyah dari ‘Ubaidullah bin ‘Amru bin Khutsaim, dan seluruh gurunya. Hadits-haditsnya berdekatan, dan ia seorang yg shaduuq, tak mengapa dengannya [Al-Kaamil, 9/63]. Ibnu Hibbaan menyebutkannya dlm Ats-Tsiqaat dan berkata : Yukhthi’ - sebagaimana dikatakn Al-Mizziy dlm Tahdziibul-Kamaal (31/368-369). Akan tetapi dlm Ats-Tsiqaat (7/615) tak terdapat kata ‘yuhkthi’’. Ibnu Basykawal memasukkannya ke jajaran syaikh Ibnu Wahb; lalu ia (Ibnu Basykawal) berkata : Ath-Thaaifiy, syaikh. Ibnu Khuzaimah dan Al-Haakim menshahihkan haditsnya. b. Menjarhnya. Abu Haatim berkata : Seorang syaikh yg shaalih, tempatnya kejujuran, tapi tak haafidh. Ditulis haditsnya, tapi tak boleh berhujjah dengannya [Al-Jarh wat-Ta’diil 9/156 no. 647]. Al-Baihaqiy berkata : Jelek hapalannya dan banyak salahnya [As-Sunan Al-Kubraa, 10/293]. Abu Bisyr Ad-Duulabiy berkata : Tidak kuat (laisa bil-qawiy) [Tahdziibul-Kamaal, 31/368]. Ad-Daaraquthniy berkata : Jelek hapalannya [Tahdziibut-Tahdziib, 11/27]. c. Menjarhnya secara muqayyad. Ahmad bin Hanbal mengkritiknya. Akan tetapi beberapa riwayat yg ternukil darinya (Ahmad), kritikannya tersebut tertuju pd riwayat Yahyaa dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar [Suaalaat Al-Marruudziy no. 259, Suaalaat Abi Daawud no. 238, dan Adl-Dlu’afaa lil-‘Uqailiy hal. 1516-1517 no. 2034]. Di lain tempat ia (Ahmad) memujinya dgn mengatakan: Tsiqah [Al-Kaamil, 9/62]. Di sini dpt dipahami dgn memperhatikan seluruh perkataan Ahmad bahwa kritikannya terkait pd riwayat Yahyaa dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar, wallaahu a’lam. Al-Bukhaariy berkata : Yahyaa bin Sulaim meriwayatkan hadits-hadits dari ‘Ubaidullah (bin ‘Umar), dan ia sering mengalami keraguan padanya [‘Ilal At-Tirmidziy hal. 192 no. 339]. Ibnu Hajar menukil perkataan Al-Bukhaariy dlm Taariikh-nya dlm biografi ‘Abdurrahmaan bin Naafi’ : Apa yg diriwayatkan Al-Humaidiy dari Yahyaa bin Sulaim, maka shahih [Tahdziibut-Tahdziib, 11/227]. Al-Bukhaariy berhujjah dgn hadits Yahyaa bin Sulaim dlm Shahiih-nya selain dari haditsnya yg berasal dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar. An-Nasaa’iy berkata : Tidak kuat [Al-Kaamil, 9/63]. Di lain tempat ia berkata : Tidak mengapa dengannya. Ia seorang yg munkarul-hadits dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar [Tahdziibul-Kamaal, 31/368]. As-Saajiy berkata : Shaduuq, sering ragu dlm hadits dan keliru dlm hadits-hadits yg ia riwayatkan dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar [Tahdziibut-Tahdziib, 11/227]. Sama seperti Ahmad, yg nampak dari perkataan mereka (Al-Bukhaariy, An-Nasaa’iy, dan As-Saajiy) kritikan mereka muqayyad pada riwayat dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar. Adapun Ya’quub bin Sufyaan Al-Fasawiy berkata : Sunniy, seorang yg shaalih. Tidak mengapa dgn kitabnya. Apabila ia meriwayatkan dari kitabnya, haditsnya hasan. Dan apabila ia meriwayatkan dari hapalannya, maka itu diketahui dan diingkari [Al-Ma’rifah, 3/51]. Adz-Dzahabiy menyimpulkan : Tsiqah [Al-Kaasyif, 2/367 no. 6180]. Ia pun memasukkan Yahyaa dlm kitab Man Tukullimaa fiihi wa Huwa Muwatstsaq hal. 541-542 no. 371. Ibnu Hajar menyimpulkan : Shaduuq, namun jelek hapalannya [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1057 no. 7613]. Basyar ‘Awwaad Ma’ruuf memberikan sanggahan dgn mengatakan : Bahkan, ia shaduuq, hasan haditsnya. Ia dla’iif dlm riwayatnya dari ‘Ubaidullah bin ‘Umar [Tahriir At-Taqriib, 4/86-87 no. 7563].[2] Sulakan baca pembahasannya di artikel : ‘Aliy bin Abi Thaalib : Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa Menjalankan Pemerintahan Sesuai dgn Sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.[3] Silakan baca pembahasannya di artikel : Kedudukan Abu Bakr dan ‘Umar di Sisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam Menurut ‘Aliy bin Al-Husain bin 'Aliy bin Abi Thaalib.

other source : http://bbc.co.uk, http://abul-jauzaa.blogspot.com, http://pinterest.com


0 Response to "Sebaik-Baik Khaliifah - Fiqh"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *