Tinggal sejak lahir / bahkan menetap di suatu daerah dlm jangka waktu lama, orang biasanya mahir dgn bahasa daerahnya. Begitu jg bila berkesempatan tinggal di luar negeri, kemampuan berbahasa asiing jg ikut terasah.
Kalaupun tak berkesempatan tinggal di daerah / negara tertentu, kesempatan berbahasa asing maupun daera jg bisa dilatih. Salah satu cara adlh dgn mengikuti kursus bahasa. Mungkin untk bahasa daerah, karena jarang / bahkan hampir tak ada tempat kursusnya, Anda bisa minta diajari oleh teman / kerabat yg pandai berbahasa daerah tersebut.
Lain halnya dgn belajar bahasa asing. Sudah banyak tempat yg menawarkan kursus bahasa asing sehingga Anda mudah mendapatkan akses untk belajar bahasa asing. bagi sejumlah orang, mempelajari bahasa asing mungkin bertujuan untk bersekolah / bekerja di negara tujuan tersebut.
Sementara bagi beberapa orang lainnyam belajar bahasa asing menjadi pengisi waktu luang. "Semula saya mengambil bahasa Jerman untk iseng saja. Buat kepentingan sendiri supaya bisa mengobrol dgn teman yg tinggal di Jerman. Lambat laun, saya merasa enak jg ya belajar bahasa baru," ujar Betty.
Memang, awalnya perempuan berusia 32 tahun itu merasa kesulitan untk bisa mengikuti pelajaran bahasa Jerman. Untungnya, ia pantang menyerah. Semua kesulitamia anggap sebagai tantangan.
"Supaya lebih mahir, saya membeli CD tentang bahasa Jerman. Jadilah di waktu senggang, saya mendengarkan CD tersebut sambil membuka kamus Jerman," kata akuntan itu.
Kognitif lebih baik
Mendengarkan CD bahasa Jerman maupun kursus akhirnya menjadi me time bagi Betty. Bahkan, untk memperlancar kemampun, Betty tak segan mengirimkan surat elektronik kepada temnnay yg tinggal di Frankfurt, Jerman. Sesekali ia berskype dgn temannya dan mengobrol dlm bahasa Jerman.
Mempelajari bahasa asing saat dewasa memang tak semudah ketika kanak-kanak. Dalam The Chart CNN Health dijelaskan bahwa masalahnya bukan otak. Kondisi sosial, edukasi dan situasi lainnya memang telah berbeda ketika orang dewasa terpapar bahasa asing. Tidak seperti anak, orang dewasa tak dpt mencurahkan begitu banyak waktu dan perhatian saat belajar bahasa baru.
Itu sebabnya, ketika mulai belajar bahasa di usia pertengahan / lanjut, kemungkinan menjadi sangat lancar dlm bahasa baru menjadi rendah. Tapi belajar basa asing di usia dewasa bukan berarti kemudian Anda tak mendapat manfaat.
Setiap hal kecil yg Anda lakukan, dlm mempelajari bahasa asing misalnya, nyatanya dpt membantu melindungi dari risiko penurunan kognitif. Hal itu jg ditegaskan oleh para ahli.
Pikiran tetap aktif
Menurut Ellen Bialstok dari York University Toronto Ontario Kanada : "Saat tubuh manusia mulai mengalami penurunan alamiah akibat proses penuaan, mereka yg berbahasa bilingual tampaknya tetap dpt menjaga fungsi kognitifnya dgn lebih baik. " Bialstok dan koleganya bahkan telah mempelajari dan menjumpai mereka yg memiliki kemampuan berbahasa bilingual, rata-rata 4 - 5 tahun lebih tua mengalami kerusakan neurologis ketimbang yg monolingual / satu bahasa. Mudahnya, mereka yg rutin menggunakan dua bahasa menunjukkan tanda kepikunan lebih lambat dibandingkan dgn yg hanya menggunakan satu bahasa.
Mengapa hal itu bisa terjadi, Ada teori yg menyebutkan bahwa belajar bahasa menjadi contok melindungi kognitif. Contoh lain yg bisa menjaga pikiran tetap aktif adlh bermain puzzle dan games. (Diana Y Sari)
Sumber :
http://sehatnews.com/
Kalaupun tak berkesempatan tinggal di daerah / negara tertentu, kesempatan berbahasa asing maupun daera jg bisa dilatih. Salah satu cara adlh dgn mengikuti kursus bahasa. Mungkin untk bahasa daerah, karena jarang / bahkan hampir tak ada tempat kursusnya, Anda bisa minta diajari oleh teman / kerabat yg pandai berbahasa daerah tersebut.
Lain halnya dgn belajar bahasa asing. Sudah banyak tempat yg menawarkan kursus bahasa asing sehingga Anda mudah mendapatkan akses untk belajar bahasa asing. bagi sejumlah orang, mempelajari bahasa asing mungkin bertujuan untk bersekolah / bekerja di negara tujuan tersebut.
Sementara bagi beberapa orang lainnyam belajar bahasa asing menjadi pengisi waktu luang. "Semula saya mengambil bahasa Jerman untk iseng saja. Buat kepentingan sendiri supaya bisa mengobrol dgn teman yg tinggal di Jerman. Lambat laun, saya merasa enak jg ya belajar bahasa baru," ujar Betty.
Memang, awalnya perempuan berusia 32 tahun itu merasa kesulitan untk bisa mengikuti pelajaran bahasa Jerman. Untungnya, ia pantang menyerah. Semua kesulitamia anggap sebagai tantangan.
"Supaya lebih mahir, saya membeli CD tentang bahasa Jerman. Jadilah di waktu senggang, saya mendengarkan CD tersebut sambil membuka kamus Jerman," kata akuntan itu.
Kognitif lebih baik
Mendengarkan CD bahasa Jerman maupun kursus akhirnya menjadi me time bagi Betty. Bahkan, untk memperlancar kemampun, Betty tak segan mengirimkan surat elektronik kepada temnnay yg tinggal di Frankfurt, Jerman. Sesekali ia berskype dgn temannya dan mengobrol dlm bahasa Jerman.
Mempelajari bahasa asing saat dewasa memang tak semudah ketika kanak-kanak. Dalam The Chart CNN Health dijelaskan bahwa masalahnya bukan otak. Kondisi sosial, edukasi dan situasi lainnya memang telah berbeda ketika orang dewasa terpapar bahasa asing. Tidak seperti anak, orang dewasa tak dpt mencurahkan begitu banyak waktu dan perhatian saat belajar bahasa baru.
Itu sebabnya, ketika mulai belajar bahasa di usia pertengahan / lanjut, kemungkinan menjadi sangat lancar dlm bahasa baru menjadi rendah. Tapi belajar basa asing di usia dewasa bukan berarti kemudian Anda tak mendapat manfaat.
Setiap hal kecil yg Anda lakukan, dlm mempelajari bahasa asing misalnya, nyatanya dpt membantu melindungi dari risiko penurunan kognitif. Hal itu jg ditegaskan oleh para ahli.
Pikiran tetap aktif
Menurut Ellen Bialstok dari York University Toronto Ontario Kanada : "Saat tubuh manusia mulai mengalami penurunan alamiah akibat proses penuaan, mereka yg berbahasa bilingual tampaknya tetap dpt menjaga fungsi kognitifnya dgn lebih baik. " Bialstok dan koleganya bahkan telah mempelajari dan menjumpai mereka yg memiliki kemampuan berbahasa bilingual, rata-rata 4 - 5 tahun lebih tua mengalami kerusakan neurologis ketimbang yg monolingual / satu bahasa. Mudahnya, mereka yg rutin menggunakan dua bahasa menunjukkan tanda kepikunan lebih lambat dibandingkan dgn yg hanya menggunakan satu bahasa.
Mengapa hal itu bisa terjadi, Ada teori yg menyebutkan bahwa belajar bahasa menjadi contok melindungi kognitif. Contoh lain yg bisa menjaga pikiran tetap aktif adlh bermain puzzle dan games. (Diana Y Sari)
Sumber :
http://sehatnews.com/
source : http://instagram.com, http://anangelnino.blogspot.com, http://google.com
0 Response to "[Film] Pelajari bahasa baru perlambat pikun"
Posting Komentar