This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Haji] Karena Allah SWT, Kutahan Amarahku.. Suamiku…

kopas99.blogspot.com - Suatu hari, dua orang wanita yg bersahabat saling bertemu dan bertukar cerita. Salah satu dari mereka lalu mengungkapkan rasa penasarannya bahwa sahabatnya terlihat sangat jarang sekali marah kepada sang suami, atas bagaimanapun perlakuan yg diterimanya.

Lalu sang sahabat berkata....
Ketika kemarahan itu sudah sampai diubun- ubun, lalu aku masih menahannya dan mencoba tetap mendidik diriku untk tetap mengingat, betapa jasanya yg dlm himpitan kesusahan, lelah dan penat, dia berusaha mencukupi nafkah demi aku dan keluargaku. Dan tak jarang pula, akhirnya dia melupakan perawatan dan kesehatan atas dirinya sendiri.

Aku seperti halnya kamu, adlh seorang wanita yg diciptakan lebih lemah dari pd lelaki. Dan saat kelemahanku itu hadir dan mengusik mereka, seribu satu kemakluman beliau hadirkan untk tetap mengerti kekuranganku sebagai wanita.

Terkadang keegoisan kami sama- sama datang, tapi naluri mengalahnya atas perempuan manja yaitu aku, akan segera dimunculkan olehnya. Direngkuhnya aku dan terucaplah perkataan maaf. Dan, dari disanalah perdamaian kami tercipta. Dan kamipun semakin bertambah mesra.


Karena Allah SWT, Kutahan Amarahku.. Suamiku…

Tapi....

Tidak jarang pula, ketika rasa "keunggulannya" sebagai lelaki hadir dan membuatnya sedikit terbawa dlm ego, hal itu memang membuatku sedikit sakit hati, yah aku kan hanya manusia. Tapi kesempatan itu tak aku sia- siakan, aku tata batinku sedemikian rupa sehingga aku terlihat menyenangkannya dlm luasnya hatiku menerimanya. Aku yakin, Allah yg Maha melihat akan lebih ridho kepadaku saat itu.

Saat tiada teman berbagi, dialah yg menyediakan pundaknya yg kuat untukku menangis. Kekuatan pikiran dlm logisnya dia berpikir, yg jelas- jelas memang lebih kuat dari pd aku, akhirnya memberi ruang bagiku sejenak untk merasa nyaman dan terlindungi. Sekuat- kuatnya wanita didunia ini, tapi sesuai dgn fitrahnya, wanita tetap dan pasti akan merasa butuh diayomi oleh laki- laki.

Rasanya tiada teman yg paling pantas aku akrabi selain suamiku. Dan memang sebagai manusia biasa, dia tak akan lepas dari kekurangan, seperti halnya aku. Lalu setelah semua itu aku sadari, untk alasan apalagi aku harus menuntutnya menjadi sempurna? Dan dlm keterbatasan serta kekurangannya sebagai manusia, masih pantaskah aku menuntutnya untk harus selalu berlaku dan memberi lebih kepadaku?

Dan bukan berarti aku merendahkan diriku sendiri atasnya, namun... dgn kalimatku ini, aku mencoba sadar diri, betapa aku mempunyai banyak kekurangan sebagai wanita. Dan dia tetap memilih aku, dan memutuskan untk menghabiskan sisa waktu hidupnya denganku, membimbing, mengayomi, dan menafkahi aku. Lalu... berilah aku satu alasan, dari celah mana aku bisa tetap beralasan untk tak bisa menahan lidahku atas suamiku?

Dengan menahan kemarahanku padanya, insyaAllah akan memberi gambaran jelas tentang diriku, istrinya, yg sebenar- benarnya. Jika aku selama ni belum dpt membuatnya bangga, mungkin saat inilah yg tepat bagiku mengukir kenangan yg dpt membanggakannya. Membuatnya bangga bahwa aku adlh istri yg dpt tetap mengertinya, bahkan dlm keadaan marah sekalipun. Setelah itu, aku yakin dia akan berkata pd hatinya, bahwa dia bersyukur telah meletakkan pilihan atas separoh hidupnya kepadaku.

Dan apakah kau tahu, bahwa suamiku adlh ladang amal yg InsyaAllah akan membawa ku kepada surga Allah yg abadi. Keridhoannya adlh kunci pembuka pintunya, dan mengalah sedikit bukan berarti menjadi budaknya, tapi sikap sabar itu yg justru akan memuliakan kita dihadapannya.

Maka, aku belajar untk tak merelakan hidup dan hatiku diatur oleh rasa. Rasa amarah, rasa benci, dan apapun yg justru akan membelokkan fokusku dari menghimpun pahala dari sang maha kuasa. Maka dari itu pula, aku ingin mencintai suamiku karena Allah.

Hanya karena Allah saja. Jadi tiap kali aku marah kepadanya, aku akan kembali mengingat Allah dan mengingatnya hanya sebatas manusia yg penuh dgn kekurangan, seperti halnya aku. Hal itu yg menjauhkanku dari penghakiman apapun atas suamiku. Setelah itu, betapa hanya keteduhan yg akhirnya memenuhi hatiku, dan hilanglah amarahku.

other source : http://viva.co.id, http://docstoc.com, http://kabarmakkah.com

0 Response to "[Haji] Karena Allah SWT, Kutahan Amarahku.. Suamiku…"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *