This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Antara Kekayaan & Kemiskinan - Syi'ah

Antara Kekayaan & Kemiskinankopas99.blogspot.com - Allah berfirman di dlm kitab-Nya:إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا Sesungguhnya Rabb-mu melapangkan rejeki kepada siapa yg Dia kehendaki dan menyempitkannya.Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.(Q.S Al-Isra ayat 30}
Tentang ayat ini, Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : إخباراً أنه تعالى هو الرزاق القابض الباسط المتصرف في خلقه بما يشاء, فيغني من يشاء, ويفقر من يشاء لما له في ذلك من الحكمة Ayat ni mengabarkan bahwa Allah ta’ala, Dia-lah yg memberi rejeki, menggenggamnya, melapangkannya, dan mengaturnya untk makhluk2-Nya sebagaimana yg Dia kehendaki. Maka Dia jadikan kaya siapa yg Dia kehendaki, dan Dia jadikan faqir siapa yg Dia kehendaki yg pd hal itu terdapat hikmah. (Tafsir ibnu Katsir 5/66)
Adapun sebagian orang, mereka memandang bahwa kekayaan dan kemiskinan ni merupakan salah satu patokan bagi kehinaan dan kemuliaan seseorang. Jika dia kaya, maka dia mulia, tapi jika dia miskin, berarti dia adlh orang yg hina. Padahal masalahnya tidaklah seperti itu.
Kehinaan dan kemuliaan seseorang, sama sekali tak ditentukan dari banyak / sedikitnya harta yg Allah berikan kepadanya. Bahkan telah tsabit dlm hadits yg shahih, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةَ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِينُ Aku berdiri di pintu surga, dan ternyata kebanyakan yg memasukinya adlh orang2 miskin. (Shahih al-Bukhari 7/30 no.5196)
Atau sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yg semisal : وقالت هذه يدخلني الضعفاء والمساكين Dan surga berkata : Orang2 lemah dan orang2 miskin akan memasukiku. (Shahih Muslim 4/2186 no.2846)
Bukankah ni merupakan satu kemuliaan yg besar bagi orang2 miskin?
Maka sungguh kemiskinan bukanlah selalu berarti suatu kehinaan, dan begitupula kekayaan tidaklah selalu berarti kemuliaan.
Berkenaan dgn masalah ini, Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan dlm tafsir atas surat Saba’ ayat 36 : قل لهم يا محمد(إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ) من المعاش والرياش في الدنيا(لِمَنْ يَشَاءُ) من خلقه(وَيَقْدِرُ) فيضيق على من يشاء لا لمحبة فيمن يبسط له ذلك ولا خير فيه ولا زلفة له استحق بها منه ، ولا لبغض منه لمن قدر عليه ذلك ولا مقت ، ولكنه يفعل ذلك محنة لعباده وابتلاء ، وأكثر الناس لا يعلمون أن الله يفعل ذلك اختبارًا لعباده ولكنهم يظنون أن ذلك منه محبة لمن بسط له ومقت لمن قدر عليه. (Allah berfirman) : Wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka : Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rejeki dari hal penghidupan dan pakaian2 yg mewah bagi siapa yg dikehendaki-Nya diantara makhluk2-Nya. Dan Dia menyempitkan bagi siapa yg dikehendaki-Nya, (Tapi) semua itu bukanlah karena kecintaan Allah kepada orang2 yg Dia lapangkan rejekinya dan tak pula karena kebaikan di dalamnya...... Dan itu jg bukanlah karena kemarahan dan kebencian Allah kepada orang2 yg Dia sempitkan rejekinya. Akan tetapi Allah melakukan itu adlh sebagai ujian dan cobaan untk hamba2-Nya. Sebagian besar manusia tak mengetahui bahwa Allah melakukan itu sebagai ujian untk hamba2-Nya, dan mereka menyangka bahwa orang2 yg dilapangkan rejekinya merupakan tanda kecintaan Allah sedangkan bagi orang2 yg disempitkan rejekinya merupakan tanda kebencian Allah. (Jami’ul-Bayan 20/410)
Kemudian, Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah di tempat lainnya menjelaskan dari sisi yg lebih prinsipil dlm masalah ini, yaitu bahwa pd kedua keadaan tersebut (yakni kelapangan dan kesempitan rejeki), maka sisi keta’atan kepada Allah-lah yg seharusnya menjadi hal yg diperhatikan oleh seorang hamba. Beliau rahimahullah mengatakan : فإن الله تعالى يعطي المال من يحب ومن لا يحب ويضيق على من يحب ومن لا يحب وإنما المدار في ذلك على طاعة الله في كل من الحالين إذا كان غنيا بأن يشكر الله على ذلك وإذا كان فقيرا بأن يصبر Sesungguhnya Allah ta’ala memberikan harta kepada orang yg Dia cintai dan kepada orang yg tak Dia cintai. Dan Dia menyempitkan rejeki kepada orang yg Dia cintai dan kepada orang yg tak Dia cintai. Acuan dlm masalah ni hanyalah berkenaan dlm ketaatan kepada Allâh dlm dua keadaan tersebut. Apabila seseorang itu diberikan kekayaan, maka hendaknya ia bersyukur kepada Allâh atas hal itu, dan jika ia berada dlm kemiskinan, maka hendaknya ia bersabar. (Tafsir ibnu Katsir 8/388)
Apa yg dikemukakan oleh Al-Hafizh rahimahullah di atas, adlh sebagaimana sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam mengenai sifat seorang mu'min : عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له "Sungguh mengagumkan urusan seorang mu'min. Sesungguhnya tiap urusannya adlh baik, dan tidaklah hal itu terjadi kecuali kepada diri seorang mu'min. Apabila dia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur. Dan bersyukur itu adlh baik baginya. Apabila ia tertimpa kemudharatan, maka ia bersabar. Dan bersabar itu adlh baik baginya." (Shahih Muslim 4/2295 no.2999)
Maka benarlah apa yg dikatakan oleh Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah, bahwa bagi seorang muslim, kedua keadaan tersebut, yakni baik dlm kelapangan ataupun kesempitan rejeki / dlm kondisi kaya ataupun miskin, maka hendaknya sisi keta’atan kepada Allah dlm kedua keadaan itulah yg seharusnya menjadi hal yg diperhatikan dan diutamakan olehnya. Jika ia kaya, hendaknya ia menjadi seorang muslim yg bersyukur. Dan jika ia miskin, hendaknya ia menjadi seorang muslim yg bersabar.
Terakhir.....satu yg perlu sekali diingat, yaitu bahwa : وقد يكون الغنى في حق بعض الناس استدراجاً, والفقر عقوبة, عياذاً بالله من هذا وهذا Adakalanya kekayaan yg ada pd sebagian manusia itu merupakan satu istidraj (atau bisa dikatakan sebagai sesuatu yg pd akhirnya akan menuju kepada kebinasaan), sedangkan kemiskinan itu merupakan satu hukuman. (Maka) kita berlindung kepada Allah dari kedua hal tersebut. (Tafsir ibnu Katsir 5/66)

Wallaahu a’lam.

other source : http://liputan6.com, http://solopos.com, http://al-muzaniy.blogspot.com



0 Response to "Antara Kekayaan & Kemiskinan - Syi'ah"

Posting Komentar

Contact

Nama

Email *

Pesan *