kopas99.blogspot.com - Sekian lama memendam asa untk bisa berkunjung kembali ke Jogya, akhirnya mimpi itu terwujud juga. Berbekal nekat, dua minggu yg lalu saya pun membeli tiket murah AirAsia dan memesan sebuah kamar hotel di Jalan Dagen. Menyeret koper di pagi buta pd hari Jumat, saya terbang ke Jogya. Tahukah anda apa yg membuat saya begitu bersemangat untk datang kembali ke kota dimana saya sempat kuliah selama beberapa tahun disana? Well selain makanannya yg laziz dan sesuai dgn lidah saya, jg suasana Jogya yg menurut saya memang tiada duanya. Tenteram, damai dgn adat Jawa kental yg saya gandrungi membuat hati ni betah berlama-lama di kota pelajar ini.
Sebenarnya selain alasan-alasan diatas, ada satu hal yg telah lama ingin saya wujudkan jika datang ke Jogya, berburu aneka pernak-pernik dapur! Wadah dan mangkuk tanah liat, sendok kayu, nampan kayu, sendok kuno bekas yg terbuat dari bahan kuningan, bahkan wajan kecil dari tanah liat yg saya pergunakan untk membuat serabi kala weekend kemarin, adlh hasil perburuan saya selama 2 hari disana. Kota ni selain nyaman di hati jg nyaman di kantong. Semua perabotan yg saya pergunakan untk sesi foto di postingan kali ni hanya membuat saya merogoh kocek puluhan ribu rupiah saja. Ah Jogya, I love you full! ^_^
Ketika melihat tumpukan peralatan gerabah yg cantik di satu sudut jalan di dekat pasar Beringharjo, saya pun jatuh hati. Mangkuk-mangkuk tanah lihat yg halus buatannya, kendil-kendil berbagai ukuran, teko beserta anak dan nampannya, dan masih banyak perabot lucu lainnya yg rasanya ingin saya borong semua. Sayangnya bagasi AirAsia sangat terbatas sehingga saya pun harus ekstra hati-hati memilih yg benar-benar sesuai kebutuhan. Sebuah wajan dari tanah liat beserta tutupnya tampak imut dan memanggil-manggil saya untk membawanya pulang. Terpikir betapa asyiknya membuat serabi dgn benda cantik ini.
Nah ada satu aturan tak tertulis yg cukup kondang dan seringkali kita dengar, jika anda hendak berbelanja di Jogya / daerah yg berbahasa Jawa lainnya yaitu 'Gunakanlah bahasa Jawa supaya mendapatkan harga yg murah' dan 'Tawarlah minimal setengah harga!' Jadi walau kemampuan bahasa Jawa ni pas-pasan saya pun memaksakan diri bertanya, "Pinten regane nggih Bu"? Tanya saya sok akrab dgn logat yg dibuat medhok, artinya kira-kira "Berapa harganya ya Bu"? Si Ibu tersenyum sumringah, "Murah Mba, sepuluh ribu saja, " jawabnya dgn bahasa Indonesia yg baik dan benar. Waduh, luntur sudah semangat saya hendak berbahasa Jawa karena tanpa bahasa Jawa pun si Ibu Penjual Gerabah telah memberikan saya harga yg murah! Tanpa ba bi bu, dua buah wajan kecil, tiga buah mangkuk dan sebuah panci kecil tanah liat dibungkus dgn cekatan oleh anak gadis si Ibu. Saya tahu harga-harga itu masih bisa ditawar tapi hati ni sudah terlanjur meleleh dgn suasana ramah di jalan kecil itu.
Wokeh kembali ke resep serabi yg saya posting ini. Dahulu kala sebelum saya membuat blog JTT saya pernah mempraktekkan sebuah resep serabi yg cukup sukses. Sayangnya waktu itu mencoba aneka makanan hanya sekedar menyalurkan hobi dan demi kepuasan batin saja sehingga resepnya tak pernah saya catat. Kini ketika hasrat membuat serabi menggebu saya pun dibuat kelabakan dgn resep yg hendak saya pergunakan. Serabi dlm bayangan saya harus lah mengembang, lembut, empuk dgn tekstur berlubang yg membuatnya mampu menyerap kuah kinca dgn baik. Pilihan akhir saya jatuh pd satu resep yg walau hati ni tak yakin akan sukses tapi nekat untk dieksekusi. Saya tahu berdasarkan pengalaman, membuat serabi tak semudah membalikkan telapak tangan.
Nah untk membuat teksturnya berlubang-lubang serta mampu mengembang dgn baik maka beberapa resep menambahkan baking soda / baking powder dan adonan harus ditepuk-tepuk. Menepuk-nepuk adonan selain bertujuan membuat adonan menjadi ringan jg untk memasukkan udara sebanyak-banyaknya ke dalamnya sehingga ketika dipanggang gelembung udara mampu lepas dgn mudah dan menghasilkan serabi dgn tekstur berlubang.
Pada percobaan pertama, saya menggunakan baking powder sebagai pengembangnya. Setelah semua bahan diaduk lantas adonan dgn sabar saya tepuk-tepuk hingga tangan ni terasa pegal. Hasilnya benar-benar sesuai dgn feeling yang bad. Selain berakhir bantat, serabi juga stuck dgn sukses di wajan. Wajan tanah liat ni ternyata tak semudah bayangan saya untk menghasilkan serabi cantik sesuai harapan! Sayangnya saya jg tak memiliki wajan cekung anti lengket, semua peralatan menggoreng saya berbentuk datar. Mau tak mau saya pun harus setia dgn wajan gerabah ini. Dari baca sana dan sini ternyata untk menghindari lengket pd wajan serabi maka sebaiknya dipergunakan terlebih dahulu untk menggoreng parutan kelapa hingga berminyak. Tapi demi Tuhan, dimana saya bisa menemukan kelapa parut di hujan deras seperti ini? Fokus pd wajan membuat saya sedikit melupakan kekecewaan pd adonan bantat yg walau sudah dipacu dgn penambahan dosis baking powder berikutnya dan didiamkan lebih dari dua jam tapi tetap tak bereaksi. Akhirnya hasil percobaan di hari Sabtu itu masuk semua ke keranjang sampah.
Keesokan paginya, di hari Minggu, sejak pukul delapan pagi saya sudah kembali berkutat di dapur. Enggan mengulang kegagalan kemarin maka kali ni saya merombak resep yg digunakan. Selain baking powder maka saya menambahkan sedikit ragi instan, mendiamkannya selama lebih dari dua jam hingga adonan menjadi berbusa, kali ni minus tepuk-tepuk. Ketika adonan saya tuangkan ke wajan panas maka segera saja serabi mengembang dan gelembung-gelembung kecil bermunculan di permukaan serabi menghasilkan tekstur fluffy dan berlubang yg saya idam-idamkan. Aha! Saya pun berdansa riang bersama spatula, centong dan wajan. Nah tantangan selanjutnya adlh melepaskan si serabi yg melekat kuat seperti perangko. Tapi syukurnya dgn sebuah sendok dan segunung kesabaran, perlahan tapi pasti bagian tepi serabi yg telah gosong mampu saya kikis hingga semua bagiannya terlepas. Membutuhkan sedikit waktu tapi kue akhirnya berhasil lepas dgn baik tanpa kerusakan yg berarti. Setelah serabi ketiga dan keempat saya pun menjadi mahir menggunakan wajan tanah liat yg memang membutuhkan ekstra sabar untk menggunakannya.
Serabi pandan ni mantap bersama saus kinca sederhana, tapi saya yakin dgn tambahan nangka / durian pd sausnya akan membuat rasanya semakin sedap! Jadi jangan ragu untk berimprovisasi ya.
Berikut resep dan prosesnya.
Serabi Pandan Kuah KincaResep hasil modifikasi sendiri
Untuk sekitar 12 buah serabi
Tertarik dgn resep kue tradisional lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:
Kue Bugis
Klepon
Es Pisang Ijo - Tetap lembut walau keesokan harinya
Bahan: - 100 gram tepung beras - 100 gram tepung terigu serba guna/protein sedang - 1/2 sendok teh baking powder double acting, pastikan fresh
- 1/2 sdt ragi instan, saya pakai merk Fermipan, pastikan fresh dan masih aktif - 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok makan gula pasir - 2 butir telur, kocok lepas - 300 ml air daun pandan wangi & daun suji - 200 ml santan dgn kekentalan sedang, saya pakai 100 ml santan kental instan + 100 ml air - 1 sendok makan mentega/margarine dicairkan
Bahan air pandan:
- 10 lembar daun pandan ukuran sedang
- 20 lembar daun suji
- 300 - 400 ml air
Bahan kuah kinca: - 500 ml santan dgn kekentalan sedang - 200 gram gula merah - 50 gram gula pasir - 4 lembar daun pandan, simpulkan - 1/2 sendok teh garam - 1 sendok teh teh maizena larutkan dgn 2 sendok makan air
Cara membuat:
Siapkan daun suji dan daun pandan, cuci hingga benar-benar bersih. Potong-potong dgn gunting sepanjang 1 cm. Masukkan ke dlm gelas blender, tambahkan sekitar 300 - 400 ml air, proses hingga daun hancur dan air menghijau.
Saring, peras ampasnya dan ambil air saringan daun sebanyak 300 ml. Sisihkan.
Siapkan panci kecil, masukkan santan. Rebus dgn api sedang sambil diaduk-aduk hingga mulai mendidih, segera hentikan perebusan. Biarkan hingga agak hangat. Tuangkan santan ke dlm air pandan. Aduk rata.
Siapkan mangkuk, masukkan tepung beras, tepung terigu, baking powder dan ragi instan. Aduk rata dgn spatula. Masukkan garam dan gula, aduk rata.
Note: Pastikan kondisi air santan-pandan tak panas, hanya suam kuku, test dgn memasukkan jari kelingking anda ke dalamnya. Jika terasa nyaman maka air pandan-santan pas suhunya untk digunakan. Terlalu panas akan membuat ragi mati.
Tuangkan 1/4 bagian air pandan-santan ke dlm mangkuk berisi tepung, aduk cepat dgn spatula hingga tercampur baik dan tepung tak bergerindil. Terus aduk jika tepung tampak membentuk gumpalan hingga adonan tampak smooth bebas gumpalan.
Tuangkan kembali 1/2 bagian air pandan, aduk hingga tercampur baik dgn adonan. Masukkan kocokan telur dan mentega cair. Aduk hingga rata.
Masukkan sisa air pandan-santan sedikit demi sedikit sambil adonan di aduk dgn cepat, hingga semua bahan tercampur baik. Adonan yg terbentuk encer. Jika masih ada gumpalan, saring adonan.
Tutup permukaan mangkuk dgn kain bersih. Diamkan adonan di suhu ruang selama 1 1/2 hingga 2 jam / hingga permukaan adonan tampak muncul busa/gelembung kecil yg sangat banyak seperti gambar di bawah.
Note: Anda bisa mempercepat proses pengaktifan ragi dgn merendam mangkuk berisi adonan ke dlm mangkuk lainnya berisi air hangat / menjemurnya di bawah sinar matahari. Tapi hati-hati jangan terlalu lama merendamnya, jika adonan telah mengeluarkan busa yg banyak segera hentikan proses fermentasi / adonan akan menjadi terasa asam.
Siapkan cetekan serabi, / wajan cekung baik terbuat dari tanah liat seperti yg saya gunakan / wajan anti lengket (ini lebih baik) / wajan dari bahan lainnya. Pastikan anda mengolesi permukaannya dgn minyak dgn menggunakan sehelai tissue dapur untk menyerap kelebihan minyak.
Panaskan wajan hingga benar-benar panas menggunakan api sedang. Aduk adonan serabi yg sudah berbusa dan siap dipanggang. Ambil sekitar 1 sendok sayur, tuangkan ke wajan. Tutup wajan dan masak dgn api sedang hingga bagian tepi serabi tampak berlubang-lubang dan mengeras tapi bagian tengah kue masih tampak basah.
Kecilkan api hingga benar-benar kecil, masak hingga semua bagian serabi tampak matang dan mengeras. Angkat. Lakukan hal yg sama pd semua adonan lainnya.
Nah, jika anda menggunakan wajan tanah liat seperti saya, maka setelah serabi matang diamkan serabi sebentar di wajan selama beberapa detik kemudian dgn menggunakan sendok, kerok serabi mulai dari bagian tepinya secara hati-hati agar tak hancur, hingga serabi terlepas dari wajan.
Bersihkan sisa-sisa adonan yg menempel di wajan, olesi dgn minyak dan lanjutkan memanggang serabi selanjutnya.
Membuat kuah kinca
Masukkan semua bahan kinca ke dlm panci kecil, rebus dgn api kecil sambil diaduk-aduk hingga kuah mendidih dan kental. Angkat.
Sajikan serabi dgn kuah kinca. Yummy!
other source : http://tribunnews.com, http://justtryandtaste.com, http://kompas.com
0 Response to "[Slow Cooker] Serabi Pandan Kuah Kinca"
Posting Komentar